Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan diperkirakan akan terus bertumbuh selama beberapa tahun kedepan. Salah satu studi menunjukkan bahwa sebanyak 21% pembelanja tidak pernah membuat rencana belanja. Dari pembelanja yang merencanakan pembeliannya, selalu ada pembelian lagi di luar rencana. Sebagian besar konsumen di Indonesia lebih berorientasi rekreasi yang mementingkan aspek kesenangan, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja, sehingga jika konsumen memasuki gerai dan dapat menikmati visual merchandise dan atmosfer toko, maka kemungkinan akan terjadi pembelian impulsif. Rook and Fisher (1995) menyebutkan bahwa perilaku impulsive buying sering dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah visual merchandise dan store atmosfer. Hubungan ini dapat diasumsikan apabila pelanggan merasa senang dan merasa nyaman saat berbelanja di suatu gerai maka kemungkinan untuk melakukan impulsive buying juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu pihak manajemen toko harus memahami bagaimana perilaku konsumen yang sering terjadi pada gerai ritel. Visual merchandiser merupakan orang yang diharapkan mampu untuk menghadirkan rasa senang dan nyaman bagi pelanggan ketika pelanggan sedang berbelanja di toko. Dengan adanya rasa senang dan nyaman, diharapkan akan berimplikasi pula pada peningkatan penjualan. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola tata letak barang dagangan di toko agar toko dapat terlihat lebih menarik bagi konsumen merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang visual merchandiser.

Di kelas ini, kamu akan mempelajari tentang apa itu visual merchandising dan seberapa penting visual merchandising bagi suatu toko. Kemudian, kamu juga akan diajarkan bagaimana cara untuk merancang visual merchandising dari mulai tahap perencanaan sampai tahap implementasi. Selain itu, kamu juga akan melihat demonstrasi dari instruktur tentang cara untuk membuat window display untuk salah satu jenis toko.